Tragis! Pria Tewas Tenggelam di Kali Angke Tangerang Setelah Terpeleset dari Flyover
Tanggerang– Pencarian panjang terhadap Adi (30) yang dilaporkan tercebur ke Kali Angke akhirnya berakhir dengan kabar duka. Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad pria berusia 30 tahun tersebut pada pagi hari ini, Senin, dalam kondisi tak bernyawa setelah melalui operasi pencarian intensif.

Baca Juga : Pelaku Penembakan Sadis Di Rest Area KM 45 Wajib Ganti Rugi Rp 576 Juta
Korban, yang identitasnya dikonfirmasi sebagai Adi, ditemukan oleh tim penyelamat pada pukul 10.26 WIB. Yang mengejutkan, jasad korban berhasil dievakuasi pada jarak kurang lebih 4 kilometer dari titik lokasi awal dimana ia dilaporkan tercebur, menunjukkan kuatnya arus sungai yang membawa korban.
Menurut laporan yang diterima, musibah ini terjadi ketika Adi sedang berjalan-jalan di sekitar kawasan flyover Green Lake, Pondok Bahar, di Desa Cipetir, Kecamatan Cipondoh. Dalam peristiwa yang diduga karena ketidaksengajaan tersebut, Adi dilaporkan terpeleset dan jatuh ke dalam aliran Kali Angke yang sedang deras.
Operasi Pencarian Besar-besaran
Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, mengungkapkan kesigapan timnya dalam menangani laporan ini. “Kami segera mengerahkan personel dari Kantor SAR Jakarta bersama unsur SAR gabungan dengan membawa peralatan SAR air lengkap untuk melakukan pencarian terhadap korban,” jelas Desiana.
Operasi penyelamatan yang digelar merupakan upaya kolaborasi massif yang melibatkan berbagai elemen. Tak kurang dari 16 organisasi turut serta dalam misi kemanusiaan ini, termasuk Kantor SAR Jakarta, Damkar Batuceper, Yatim Mandiri, RMI, Damkar Ciledug, BPBD Kota Tangerang, Sahabat Yatim, Tagana Kota Tangerang, PMI Kota Tangerang, Rumah Zakat, Gerak Bareng, Potensi SAR Tangsel, Pala Baja, RPAI, SAR MTA, dan Pelopor.
Akhmad Rizkiansah, Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Jakarta, memberikan rincian operasi: “Korban telah berhasil ditemukan oleh tim SAR gabungan pagi ini dan telah dievakuasi ke rumah duka untuk diserahkan kepada pihak keluarga.”
Upaya Penyisiran Ekstensif
Proses pencarian korban dilakukan dengan metode komprehensif yang mencakup dua pendekatan utama. Tim penyelamat melakukan penyisiran air menggunakan rubber boat (perahu karet) sejauh 6 kilometer dari titik kejadian, sementara tim darat melakukan pencarian visual secara menyeluruh hingga radius 9 kilometer di sepanjang aliran Kali Angke.
Sebelum tim SAR tiba, upaya pertolongan sempat dilakukan oleh rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut. Sayangnya, upaya spontan tersebut tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib untuk meminta bantuan profesional.
Kondisi Kali Angke yang Mengkhawatirkan
Insiden ini kembali menyoroti kondisi Kali Angke yang kerap menjadi lokasi kejadian serupa. Aliran sungai yang dalam dan deras, terutama di musim penghujan, kerap menimbulkan bahaya tersendiri bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitarnya.
Hingga berita ini diturunkan, jasad Adi telah diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman. Insiden tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan ketika beraktivitas di sekitar aliran sungai, serta perlunya peninjauan ulang terhadap infrastruktur pengamanan di kawasan rawan seperti Kali Angke.
Masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan keselamatan diri dan waspada terhadap area-area berbahaya di sekitarnya, khususnya yang dekat dengan badan air dengan arus deras seperti Kali Angke.
Kronologi Kesedihan di Tepian Kali Angke
Kronologi kejadian mulai terungkap dari keterangan rekan korban yang menyaksikan peristiwa naas itu. Menurut laporan, Adi sedang berjalan-jalan di sekitar kawasan flyover Green Lake, Pondok Bahar. Tanpa diduga, ia terpeleset dan langsung jatuh ke dalam aliran Kali Angke yang sedang deras. Rekan-rekannya yang panik segera berupaya menolong, namun arus sungai yang kencang menyapu tubuh Adi dalam sekejap. Akhirnya, mereka pun segera menghubungi pihak berwajib untuk meminta bantuan.
Merespons laporan tersebut, tim SAR gabungan langsung bergerak cepat. Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, menegaskan kesiapan timnya. “Kami segera mengerahkan personel dengan peralatan SAR air lengkap untuk melakukan pencarian,” jelas Desiana. Selanjutnya, operasi besar-besaran pun segera dimulai.
Operasi penyelamatan ini melibatkan tidak kurang dari 16 organisasi. Unsur-unsur seperti Kantor SAR Jakarta, Damkar, BPBD, PMI, Tagana, dan berbagai kelompok relawan bahu-membahu dalam misi kemanusiaan ini. Mereka kemudian membagi area pencarian menjadi dua sektor.
Di satu sisi, tim air melakukan penyisiran menggunakan rubber boat sejauh 6 kilometer dari titik kejadian. Sementara itu, tim darat juga tidak berhenti berusaha; mereka melakukan pencarian visual secara teliti hingga radius 9 kilometer di sepanjang bantaran kali. Setelah melalui usaha intensif, kabar duka pun datang.
Yang membuat kondisi semakin sulit, tim menemukan jasad Adi pada jarak sekitar 4 kilometer dari lokasi awal ia terjatuh. Fakta ini dengan jelas menunjukkan betapa kuatnya arus Kali Angke pada saat kejadian.
Kini, keluarga dan kerabat harus merelakan kepergian Adi. Insiden tragis ini sekali lagi mengingatkan kita semua untuk selalu waspada di setiap lingkungan, terutama di area yang berdekatan dengan aliran air. Oleh karena itu, kewaspadaan ekstra mutlak diperlukan agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan.




